Laporan Praktikum Counter To Bcd 7 Segment
https://hajarfisika.blogspot.com
COUNTER TO BCD 7 SEGMENT
I. Tujuan Percobaan
II. Dasar Teori
Teknologi sistem digital menjadi semakin semarak antara lain lantaran peranan Flip Flop yang sanggup menampilkan fungsi baik sebagai pencacah (counter) maupun sebagai register. Dalam kehidupan sehari-hari serin dijumpai mesin-mesin digital yang bekerja sebagai pencatat menyerupai pencatat waktu, pencatat frekuensi, pencatat bilangan, pencatat banyaknya orang yang memasuki suatu tempat, dan sebagainya. Pencacah termasuk dalam kelompok rangkaian sekuensial yang merupakan campuran antara rangkaian kombinasional dan Flip Flop. Dengan demikian Flip Flop merupakan komponen utama untuk menyusun rangkaian pencacah. Semua jenis Flip Flop yang dilengkapi dengan kemudahan clok (Ck), Preset (Pr), ataupun clear (Cr) sanggup dipakai untuk menyusun rangkaian pencacah. Perhatikan gambar berikut :
Setiap FF mempunyai masukkan J = K = 1, sehingga keluaran FF itu akan ter-toggle (berubah tingkat logikanya) ketika pada masukkan Ck berubah dari 1 (tinggi) ke 0 (rendah). Pulsa masukan hanya dikarenakan pad Ck dari FF-0. Keluaran Q0 dihubungkan ke Ck pada FF-1, dan keluaran Q1 dihubungkan ke Ck dari FF-2(Beshop,2004).
Berdasarkan clock yang diberikan pada FF, maka pencacah dikelompokkan menjadi pencacah tidak serempak (Ashynchronous) dan serempak (Synchronous). Pencacah tak sinkron yaitu Flip Flop bergulir tidak serempak tapi secara berurutan. Hal ini disebabkan lantaran hanya Flip Flop yang paling ujung saja yang dikendalikan oleh sinyal clock untuk Flip Flop dalam bentuk biner. Pecacah sinkron yang beroperasi dengan serentak dengan pulse clock yang adakala disebut juga pencacah deret (series counters dan juga pencacah jajar), dan juga istilah sinkron selalu merujuk pada suatu kejadian yang mempunyai korelasi waktu pada antar Flip Flop satu dengan yang lainnya(Dwihono,1996).
BCD merupakan salah satu sistem pengkodean bilangan desimal menjadi biner, yang tiap bilangan desimal 0 hingga 9 dikonversikan menjadi biner dalam format 4 bit. Pengkodean bilangan biner tersebut berdasarkan pangkat 2, mulai dari yang kiri. Rangkaian BCD 7 segment display dan input yang diterima akan mengeluarkan kombinasi output yang menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Untuk menampilkan output berupa data desimal. IC pin cacah merupakan suatu rangkaian pencacah yang dibangun oleh gerbang Flip Flop yang sudah dilengkapi jalur input reset dan preset(Godse,2009).
Pada Flip Flop terdapat 2 input asinkron yaitu preset dan clear. Preset dan clear mempunyai prioritas yang tinggi pula pada Flip Flop. Jadi, dikala salah satu dari kedua input itu aktif input lainnya akan tidak berpengaruh. Jika dianalogikan input preset dan clear yaitu komandan, sehingga setiap perkataannya akan dilaksanakan dan mustahil dibantah. Perlu diketahui bahwa input preset dan clear merupakan active low, atau akan aktif ketika diberikan kecerdikan 0. Preset/set yaitu merupakan suatu input yang akan memperlihatkan kecerdikan 1 pada output Q Flip Flop. Pada dikala input preset/set aktif, maka output niscaya akan bernilai 1 dan input yang lain, menyerupai 0, ataupun J dan K tidak akan berpengaruh. Clear/reset merupakan suatu input yang akan memperlihatkan kecerdikan 0 pada output Q Flip Flop. Pada dikala input clear/reset aktif, maka output niscaya akan bernilai 0 dan input yang lain, menyerupai D, ataupun J dan K tidak akan berpengaruh(Kleitz,2002).
Penerapan counter dalam aplikasinya yaitu berupa chip IC baik IC TTL, maupun CMOS antara lain yaitu : (TTL) 7490, 7493, 74190, 74193, (CMOS) 4017, 4029, 4042, dan lain-lain(Widjanarkan,2006).
Berdasarkan clock yang diberikan pada FF, maka pencacah dikelompokkan menjadi pencacah tidak serempak (Ashynchronous) dan serempak (Synchronous). Pencacah tak sinkron yaitu Flip Flop bergulir tidak serempak tapi secara berurutan. Hal ini disebabkan lantaran hanya Flip Flop yang paling ujung saja yang dikendalikan oleh sinyal clock untuk Flip Flop dalam bentuk biner. Pecacah sinkron yang beroperasi dengan serentak dengan pulse clock yang adakala disebut juga pencacah deret (series counters dan juga pencacah jajar), dan juga istilah sinkron selalu merujuk pada suatu kejadian yang mempunyai korelasi waktu pada antar Flip Flop satu dengan yang lainnya(Dwihono,1996).
BCD merupakan salah satu sistem pengkodean bilangan desimal menjadi biner, yang tiap bilangan desimal 0 hingga 9 dikonversikan menjadi biner dalam format 4 bit. Pengkodean bilangan biner tersebut berdasarkan pangkat 2, mulai dari yang kiri. Rangkaian BCD 7 segment display dan input yang diterima akan mengeluarkan kombinasi output yang menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Untuk menampilkan output berupa data desimal. IC pin cacah merupakan suatu rangkaian pencacah yang dibangun oleh gerbang Flip Flop yang sudah dilengkapi jalur input reset dan preset(Godse,2009).
Pada Flip Flop terdapat 2 input asinkron yaitu preset dan clear. Preset dan clear mempunyai prioritas yang tinggi pula pada Flip Flop. Jadi, dikala salah satu dari kedua input itu aktif input lainnya akan tidak berpengaruh. Jika dianalogikan input preset dan clear yaitu komandan, sehingga setiap perkataannya akan dilaksanakan dan mustahil dibantah. Perlu diketahui bahwa input preset dan clear merupakan active low, atau akan aktif ketika diberikan kecerdikan 0. Preset/set yaitu merupakan suatu input yang akan memperlihatkan kecerdikan 1 pada output Q Flip Flop. Pada dikala input preset/set aktif, maka output niscaya akan bernilai 1 dan input yang lain, menyerupai 0, ataupun J dan K tidak akan berpengaruh. Clear/reset merupakan suatu input yang akan memperlihatkan kecerdikan 0 pada output Q Flip Flop. Pada dikala input clear/reset aktif, maka output niscaya akan bernilai 0 dan input yang lain, menyerupai D, ataupun J dan K tidak akan berpengaruh(Kleitz,2002).
Penerapan counter dalam aplikasinya yaitu berupa chip IC baik IC TTL, maupun CMOS antara lain yaitu : (TTL) 7490, 7493, 74190, 74193, (CMOS) 4017, 4029, 4042, dan lain-lain(Widjanarkan,2006).
III. Metodologi Percobaan
3.1 Alat dan Bahana. IC 7446 (3 buah)
b. ProtoBoard (1 buah)
c. LED (3 buah)
d. Kabel jumper (secukupnya)
e. Power Supply (1 buah)
f. Clock (1 buah)
3.2 Gambar Alat dan Bahan
-
3.3 Gambar Rangkaian
3.4 Cara Kerja
IV. Data dan Analisa
4.1 Data Percobaan
4.2 Analisa Data
Prinsip kerja dari rangkaian counter yaitu dengan menggabungkan rangkaian kombisional dengan rangkaian flip-flop. Digunakan rangkaian flip-flop lantaran rangkaian ini merupakan rangkaian sequensial yang mempunyai elemen memori didalam rangkaiannya yang ikut menetukan korelasi antara input dan outputnya. Flip-flop yang dipakai pada percobaan ini yaitu JK flip-flop lantaran rangkaiannya yang paling universal lantaran mempunyai semua sifat flip-flop lainnya baik dari RS flip-flop maupun D flip-flop dan tidak terdapat kondisi terlarang pada JK flip-flop. Pengaruh rangkaian JK flip-flop pada rangkaian counter ini yaitu ketika kedua input J dan K bernilai 1 maka flip-flop tersebut akan bermetamorfosis flip-flop toogle atau T flip-flop. T flip-flop yaitu flip-flop yang sanggup beroperasi pada mode toogle yaitu flip-flop yang akan hidup jikalau diberi pulsa pertama dan akan mati jikalau diberi pulsa kedua demikian seterusnya (mati-nyala pada 7 segmen display). Pada rangkaian T flip-flop kondisi output akan berubah keadaan dikala diberi clock. Kemudian dari rangkaian JK flip-flop ini dihubungkan ke IC 7447 atau BCD to 7 segmen yang mempunyai prinsip kerja berbeda dengan decoder decoder lainnya, di mana kombinasi setiap inputnya sanggup mengaktifkan beberapa output linenya. Rangkaian BCD ke 7 segment decoder ini mempunyai kegunaan untuk mengkonversi bilangan biner menjadi bilangan desimal. Kemudian seluruh outputnya ini dihubungkan ke 7 segmen display yang akan menampilkan output berupa data desimal. Percobaan ini memakai rangkaian pencacah sinkron modulo 8 (angka 0-7) lantaran hanya tersedia 3 bit biner yang mempunyai cacahan maksimum modulo 8. Hal ini berarti urutan bit terendah terdapat pada desimal ke 0 dan urutan bit tertinggi terdapat pada desimal ke 7.
Rangkain counter pada percobaan ini termasuk rangkaian syncronous counter lantaran pemicuan flip-flop dilakukan serentak (dipicu oleh satu sumber clock) dan susunan flip-flopnya paralel. Pada Counter Sinkron, sumber clock diberikan pada masing-masing input Clock dari JK flip-flop, sehingga apabila ada perubahan pulsa dari sumber, maka perubahan tersebut akan men-trigger seluruh JK flip-flop secara bersama-sama. Dalam syncronous counter ini sendiri terdapat perbedaan penempatan atau manipulasi gerbang dasarnya yang mengakibatkan perbedaan waktu tunda yang di sebut carry propagation delay.
Tabel 1 merupakan keluaran dari QA, QB, dan QC, yang sanggup diamati dari mati nyalanya LED (logika 1 = hidup, kecerdikan 0 = mati). Dapat dilihat bahwa urutan biner yaitu dari kecil ke besar untuk memperlihatkan desimal ke 0 hingga ke 7, maka dari itu rangkaian counter pada percobaan ini termasuk rangkaian counter up, lantaran mencacah atau menghitung bilangan desimal secara maju, atau dari bilangan desimal terkecil ke nilai yang terbesar. Rangkaian counter up ini di hubungkan secara seri dengan cara output flip-flop yang pertama menjadi input flip-flop berikutnya. Pulsa dari clock menjadi input untuk flip-flop yang pertama dan akan mengakibatkan perubahan pada kondisi output untuk dikala yang di kehendaki (correct edge). Tabel 2 merupakan nilai desimal yang dihasilkan dari 7 segmen display akhir output QA, QB, dan QC. Masing-masing urutan binernya mempunyai ciri khas tersendiri untuk memperlihatkan angka desimalnya.
Aplikasi counter dalam kehidupan sehari-sehari yaitu untuk menghitung objek (barang produksi) dalam teknologi industri, dipakai sebagai pembagi frekuensi, untuk mengukur besarnya frekuensi, untuk mengukur waktu inverval antara dua pulsa, untuk mengukur jarak, untuk mengukur kecepatan, penggunaan dalam komputer digital, mengubah sinyal analog menjadi digital atau sebaliknya, waktu pengatur kemudian lintas (Traffic Lamp/lampu merah), jam digital, stopwatch, dan lain-lain.
V. KesimpulanRangkain counter pada percobaan ini termasuk rangkaian syncronous counter lantaran pemicuan flip-flop dilakukan serentak (dipicu oleh satu sumber clock) dan susunan flip-flopnya paralel. Pada Counter Sinkron, sumber clock diberikan pada masing-masing input Clock dari JK flip-flop, sehingga apabila ada perubahan pulsa dari sumber, maka perubahan tersebut akan men-trigger seluruh JK flip-flop secara bersama-sama. Dalam syncronous counter ini sendiri terdapat perbedaan penempatan atau manipulasi gerbang dasarnya yang mengakibatkan perbedaan waktu tunda yang di sebut carry propagation delay.
Tabel 1 merupakan keluaran dari QA, QB, dan QC, yang sanggup diamati dari mati nyalanya LED (logika 1 = hidup, kecerdikan 0 = mati). Dapat dilihat bahwa urutan biner yaitu dari kecil ke besar untuk memperlihatkan desimal ke 0 hingga ke 7, maka dari itu rangkaian counter pada percobaan ini termasuk rangkaian counter up, lantaran mencacah atau menghitung bilangan desimal secara maju, atau dari bilangan desimal terkecil ke nilai yang terbesar. Rangkaian counter up ini di hubungkan secara seri dengan cara output flip-flop yang pertama menjadi input flip-flop berikutnya. Pulsa dari clock menjadi input untuk flip-flop yang pertama dan akan mengakibatkan perubahan pada kondisi output untuk dikala yang di kehendaki (correct edge). Tabel 2 merupakan nilai desimal yang dihasilkan dari 7 segmen display akhir output QA, QB, dan QC. Masing-masing urutan binernya mempunyai ciri khas tersendiri untuk memperlihatkan angka desimalnya.
Aplikasi counter dalam kehidupan sehari-sehari yaitu untuk menghitung objek (barang produksi) dalam teknologi industri, dipakai sebagai pembagi frekuensi, untuk mengukur besarnya frekuensi, untuk mengukur waktu inverval antara dua pulsa, untuk mengukur jarak, untuk mengukur kecepatan, penggunaan dalam komputer digital, mengubah sinyal analog menjadi digital atau sebaliknya, waktu pengatur kemudian lintas (Traffic Lamp/lampu merah), jam digital, stopwatch, dan lain-lain.
Counter juga disebut pencacah atau penghitung yaitu rangkaian kecerdikan sekuensial yang dipakai untuk menghitung jumlah pulsa yang diberikan pada pecahan masukan. Dalam perancangannya counter sanggup tersusun atas semua jenis flip-flop, pada percobaan ini dipakai JK flip-flop. Pengaruh rangkaian JK flip-flop pada rangkaian counter ini yaitu ketika kedua input J dan K bernilai 1 maka flip-flop tersebut akan bermetamorfosis flip-flop toogle atau T flip-flop. T flip-flop yaitu flip-flop yang sanggup beroperasi pada mode toogle yaitu flip-flop yang akan hidup jikalau diberi pulsa pertama dan akan mati jikalau diberi pulsa kedua demikian seterusnya (mati-nyala pada 7 segmen display). Rangkain counter pada percobaan ini termasuk rangkaian syncronous counter lantaran pemicuan flip-flop dilakukan serentak (dipicu oleh satu sumber clock) dan susunan flip-flopnya paralel. Aplikasi counter dalam kehidupan sehari-sehari yaitu untuk menghitung objek (barang produksi) dalam teknologi industri, dipakai sebagai pembagi frekuensi, untuk mengukur besarnya frekuensi, untuk mengukur waktu inverval antara dua pulsa, untuk mengukur jarak, untuk mengukur kecepatan, penggunaan dalam komputer digital, mengubah sinyal analog menjadi digital atau sebaliknya, waktu pengatur kemudian lintas (Traffic Lamp/lampu merah), jam digital, stopwatch, dan lain-lain.
VI. Daftar Pustaka
Beshop, Owen.2004. Dasar-Dasar Elektronika. Jakarta : Erlangga.
Dwihono.1996. Rangkaian Elektronika Analog. Jakarta : Erlangga.
Godse, D.A.2009. Elektronika Digital. Jakarta : Erlangga.
Kleitz, William.2002. Elektronika Digital. Jakarta : PT. Pustaka Media.
Widjanarka, W.2006. Teknik Digital. Jakarta : Erlangga.
VII. Bagian Pengesahan
-
VIII. Lampiran
-
Belum ada Komentar untuk "Laporan Praktikum Counter To Bcd 7 Segment"
Posting Komentar