Artikel Terbaru

Laporan Praktikum Saponifikasi

www.hajarfisika.com
Laporan Praktikum Saponifikasi



SAPONIFIKASI


I. Tujuan Percobaan
          Membuat dan memilih huruf sabun


II. Dasar Teori
          Saponifikasi yaitu reaksi yang terjadi dikala minyak atau lemak dicampur dengan alkali yang menghasilkan sabun dan gliserol. Reaksinya :

 Saponifikasi yaitu reaksi yang terjadi dikala minyak atau lemak dicampur dengan alkali y Laporan Praktikum Saponifikasi

prinsip dalam proses saponifikasi, yaitu lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Proses pencampuran antara minyak dan alkali kemudian akan membentuk suatu cairan yang mengental, yang disebut trace. Pada adonan tersebut kemudian ditambahkan garam NaCl. Garam NaCl ditambahkan untuk memisahkan antara produk sabun dan gliserol sehingga sabun akan tergumpalkan sebagai sabun padat yang memisah dari geliserol(Gebelin,2005).
          Sabun kalium(ROOCK) disebut juga sabun lunak dan umumnya dipakai untuk sabun mandi cair, sabun basuh pakaian dan perlengkapan rumah tangga. Sedangkan sabun natrium(RCOONa) disebut juga sabun keras dan umumnya dipakai sebagai sabun cuci, dalam industri logam dan untuk mengatur kekerasan sabun kalium(Solomons,2004).
          Sabun dibentuk dari proses saponifikasi lemak hewan(tallow) dan dari minyak. Gugus induk lemak disebut fatty acids yang terdiri dari rantai hidrokarbon panjang(C12 sampai C18) yang berikatan membentuk gugus karboksil. Asam lemak rantai pendek jarang dipakai lantaran menghasilkan sedikit busa. Reaksi saponifikasi tidak lain yaitu hidrolisis basa suatu eter dengan alkali(NaOH/KOH). Range atom C diatas mensugesti sifat-sifat sabun menyerupai kelarutan, proses emulsi, dan pembasahan. Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya yaitu air, gliserin, garam, dan kemurnian lainnya. Semua minyak atau lemak intinya sanggup dipakai untuk menciptakan sabun. Lemak merupakan adonan ester yang dibentuk dari alkohol dan asam karboksilat menyerupai asam stearat, asam oleat, dan asam palmitat. Lemak padat mengandung ester dari gliserol dan asam palmiat sedangkan minya, menyerupai minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam oleat(Fessenden,1982).
          Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar. Bagian kepala bersifat hidrolik dan kepingan ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mammpu mengangkat kotoran(biasanya lemak) dari tubuh dan pakaian. Selain itu, pada larutan, surfaktan akan menggerombol membentuk misel. Sabun juga mengandung sekitar 25% gliserin. Gliserin sanggup melembabkan dan melembutkan kulit, menyejukan dan meminyaki sel-sel kulit juga. Oleh lantaran itu dilakukan percobaan pembuatan sabun dan pengujian terhadap sifat-sifat sabun, sehingga akan didapat sabun yang berkualitas(Levenspiel,1972).
          Sabun merupakan suatu kebutuhan pokok insan yang selalu dipakai sehari-hari. Fungsi utama dari sabun yaitu membersihkan. Di lingkungan sekitar, banyak macam wujud sabun yang sanggup ditemui, baik yang dalam bentuk cair, lunak, krim, maupun yang padat. Kegunannya pun beragam, ada yang sebagai sabun mandi, sabun basuh tangan, sabun basuh peralatan rumah tangga dan lain sebagainya(Herbamart,2011).
          Ester karboksilat sederhana yaitu senyawa netral. Molekulnya polar tapi tidak sanggup membentuk ikatan hidrogen dengan sesamanya. Senyawa ini kurang larut dalam air dan bertitik didih lebih rendah dibandingkan asam karboksilat asalnya. Eter sanggup berikatan hidrogen dengan air. Ester yang berbobot molekul rendah sedikit larut dalam air tetapi ester yang terdiri dari empat atau lima karbon hampir tidak sanggup larut dalam air. Ester dari asam dan alkohol yang berbobot molekul rendah dan berbau enak. Senyawa ini gampang menguap dari buah-buahan dan berbungaan, yang mencirikan rasa atau baunya(Wilbraham,1992).
          Lemak dan minyak yang umum dipakai dalam pembuatan sabun yaitu trigleserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengan gliserol. Masing-masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C12(asam laurik) hingga C18(asam stearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran trigliserida diolah menjadi sabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida membebaskan glisero(Basyinger,2004).
          Sifat-sifat sabun yaitu : (Jumat dkk,2012)
a. Sabun bersifat basa. Sabun yaitu garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.
CH3(CH2)16COONa + H2O -----> CH3(CH2)16COOH + NaOH
b. Sabun menghasilkan buih atau busa
c. Sabun mempunyai sifat membersihkan, sifat ini disebabkan proses kimia koloid
          Salah satu herbal yang sanggup ditambahkan dalam sediaan kosmetik sabun mandi cair yaitu manggis. Tanaman manggis merupakan salah satu buah orisinil negata tropik dengan nilai hemat yang mempunyai kandungan kimia saponin, tanin, dan xanton. Salah satu limba buah manggis yang sanggup dimanfaatkan yaitu kepingan kulitnya(Danish dkk,2015).
          Muatan negatif dan ion sabun juga mengakibatkan tetes minyak sabun untuk menolak satu sama lain sehingga minyak yang teremulsi tidak sanggup mengendap. Salah satu yang tidak menguntungkan dari sabun sebagai materi pembersih yaitu sabun mengendap dengan ion kalsium dan magnesium(William dkk,2015).


III. Metodologi Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
a. Tabung reaksi (6 buah)
b. Batang pengaduk (1 buah)
c. Hot plate (1 buah)
d. Penjepit kayu (1 buah)
e. Pipet tetes (1 buah)
f. Cawan penguapan (1 buah)
g. Kertas saring (1 buah)
h. Gelas ukur (1 buah)
i. Corong beling (1 buah)
j. Gelas beker (2 buah)
k. Akuades (secukupnya)
l. Minyak kelapa (5 ml)
m. NaOH 5% etanol (5 ml)
n. Larutan MgCl2 5% (2 tetes)
o. Larutan FeCl2 5% (2 tetes)
p. Larutan CaCl2 5% (2 tetes)
q. NaCl jenuh (40 ml)
r. Indikator universal (5 buah)


3.2 Gambar Alat
-


3.3 Cara Kerja
          3.3.1 Pembuatan Sabun

 Saponifikasi yaitu reaksi yang terjadi dikala minyak atau lemak dicampur dengan alkali y Laporan Praktikum Saponifikasi


          3.3.2 Karakteristik Sabun
                    3.3.2.1 Untuk zat pengemulsi
               
 Saponifikasi yaitu reaksi yang terjadi dikala minyak atau lemak dicampur dengan alkali y Laporan Praktikum Saponifikasi


                    3.3.2.2 Untuk air sadah

 Saponifikasi yaitu reaksi yang terjadi dikala minyak atau lemak dicampur dengan alkali y Laporan Praktikum Saponifikasi


IV. Data dan Analisa
4.1 Data Percobaan


4.2 Analisa Data
          Tujuan dari percobaan ini yaitu menciptakan dan memilih huruf sabun menyerupai pH, warna, dan massa jenis dengan aneka macam macam zat-zat tambahan. Prinsip dari percobaan ini yaitu dengan mereaksikan antara minyak atau lemak dengan NaOH. Minyak ditambahkan dengan etanol yang dgiunakan sebagai pelarut, yang kemudian direaksikan dengan basa kuat(NaOH). Proses pembuatan sabun tersebut dilakukan dengan pemanasan menghasilkan sabun(sodium stearat) dan produk sampingnya berupa gliserol. Setelah selesai dipanaskan sabun didiginkan dengan air mengalir, kemudian ditambahkan garam(NaCl) untuk mengendapakan sabun sebagai padatan atau untuk menggumpalka sisa-sisa pasta pada sabun.
          Sabun mempunyai sifat yang unik yaitu pada strukturnya dimana kedua ujung dari strukturnya mempunyai sifat yang berbeda. Pada salah satu ujungnya terdiri dari rantai hidrokarbon asam lemak yang bersifa lipofilik(terletak pada atau larut dalam lemak dan minya) atau basa yang disebut juga ujung nonpolar sedangkan pada ujung lainnya yang merupakan ion karboksilat bersifat hidrofilik(tertarik pada atau larut dalam air) atau ujung polar. Alkohol yang dipakai pada percobaan ini berfungsi untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisis semoga mempermudah reaksi dengan basa sehingga terbentuk sabun
          Pada percobaan pembuatan sabun didapatkan sabun akhir dari pencampuran dan pemanasan NaOH, minyak kelapa, air, dan diendapkan oleh larutan NaCl. Kemudian sabun yang dihasilkan ditambahkan dengan air suling yang menghasilkan endapan sabun diatas warna keruh, hasil ini sanggup dilihat pada tabel 1. Selanjutnya sabun ditambah dengan air suling dan CaCl2 dan menghasilkan endapan sabun warna bening. Hal ini terjadi lantaran sabun mempunyai sifat yang unik yaitu lipofilik(tertarik pada atau larut dalam lemak dan minyak) dan hidrofilik(tertarik pada atau larut dalam air). Berikut ini reaksi hidrolisis minyak kelapa dengan basa kuat(NaOH) :


 Saponifikasi yaitu reaksi yang terjadi dikala minyak atau lemak dicampur dengan alkali y Laporan Praktikum Saponifikasi

          Pada percobaan selanjutnya yaitu uji karakteristik sabun untuk zat pengemulsi. Tabel 2 mengatakan hasil yang terjadi kertika minyak hanya ditambahkan air yaitu minyak melayang dan berwarna bening. Ketika sabun ditambahkan pada minyak dan air dihasiilkan larutan minyak yang berbeda dibawah sedangkan sabun berada diatas. Mencampurkan larutan yang mempunyai sifat yang berbeda(air dan minyak kelapa), namun pada sabun yang dicampurkan pada air dan minyak kelapa terbentuk emulsi namun timbul endapan.
          Berikutnya uji karakteristik sabun untuk air sadah. Tabel 3 mengatakan percampuran air sabun dengan beberapa zat. Pada penambahan sabun dengan CaCl2 menghasilkan endapan putih dengan pH 10, reaksinya :
2 C17H35COO-NA+ + Ca2+ -----> (C17H35COO-)2Ca2+ + 2 Na+
pada penambahan dengan MgCl2 menghasilkan endapan putih dengan reaksi :
2 C17H35COO-NA+ + Mg2+ -----> (C17H35COO-)2Mg2+ + 2 Na+
pada penambahan dengan FeCl3 menghasilkan endapan orange kecoklatan dengan reaksi :
3 C17H35COO-NA+ + Fe3+ -----> (C17H35COO-)3Fe3+ + 3 Na+
sedangkan pada air keran + air sabun tidak dihasilkan endapan. Dari ke 5 percobaan pada tabel 3 sanggup dilihat bahwa pH keseluruhannya yaitu basa. Ini mengambarkan karakteristik sabun yang bersifat basa dan munculnya endapan diatas terjadi lantaran sabun mempunyai sifat lipofik dan hidrofilik.


V. Kesimpulan
          Sabun dihasilkan melalui reaksi hidrolisis dari asam lemak(minyak sayur) dengan larutan alkali atau larutan basa(NaOH). Sabun mempunyai sifat sebagai pengemulsi dan sanggup mencampurkan air dengan minyak kelapa yang terikat pada kedua ujung yang berbeda. Sabun bersifat basa dengan pH 10. Sabun sanggup direaksikan dengan ion Ca+, Mg2+, dan Fe3+ menghasilkan endapan


VI. Daftar Pustaka
Busyinger, Grace.2004. CRC Handbook Of Chemistry and Physics. Jakarta : Erlangga.
Danish, M.2015. A Comparative Study Of Saponification Reaction In a PFR and CSTR. Journal Of Chemical Sciences. Vol 5(11) : 13-17.
Fessenden.1982. Bilangan Saponifikasi. Jakarta : Gramedia.
Gebellin, Charles G.2005. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Herbamart.2011. Bilangan penyabunan. Jakarta : Gramedia.
Jumat, S ; Bashar.M ; Nadia.S.2012. Saponification Of Jatropha Curcas Seed Oil : Optimization by D-optimal Design. Journal Of Chemical Engineering. Vol 6(3) : 26-28.
Levenspiel.1972. Penyabunan. Surabaya : Butamo.
Solomon, Graham.1988. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Willbraham.1992. Pengantar Kimia. Bandung : ITB.
William, Odoom.2015. Evaluation Of Saponification Value, Iodine Value, and Insoluble Impurities In Coconut Oils. Asian Journal Of Agriculture. Vol 3(2) : 494-496.


VII. Bagian Pengesahan
-


VIII. Lampiran



Belum ada Komentar untuk "Laporan Praktikum Saponifikasi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel