Artikel Terbaru

Laporan Praktikum Pemisahan Dan Pemurnian

www.hajarfisika.com
Laporan Praktikum Pemisahan dan Pemurnian



PEMISAHAN DAN PEMURNIAN


I. Latar belakang
          Pemisahan dan pemurnian merupakan suatu cara yang dilakukan untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa maupun sekelompok senyawa yang mempunyai susunan yang berkaitan dari suatu bahan. Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan untuk memisahkan 2 zat atau lebih yang bercampur sedangkan pemurnian dilakukan untuk mendapat suatu zat yang murni dari suatu zat yang tercampur. Biasanya zat murni telah tercampur dengan zat-zat lain yang sanggup membentuk adonan yang bersifat homogen dan heterogen yang bergantung pada jenis komponen yang terkandung didalamnya.
          Pada percobaan kali ini memakai garam laut. Garam maritim berasal dari air maritim yang dipanasi atau dijemur, dari hasil jemuran didapat kristal-kristal garam yang sanggup kita gunakan sehari-hari. Itu merupakan salah satu teladan pemanfaatan pemisahan dan pemurnian, selain itu juga terdapat endapan yang sering dimanfaatkan oleh industri kimia untuk menciptakan sabun, cat, krim, past gigi, sabun, dan lain-lain. Itu semua ialah contoh-contoh pemanfaatan dari pemisahan dan pemurnian yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh lantaran itu dilakukanlah percobaan ini supaya sanggup memahami lebih jauh perihal pemisahan dan pemurnian sehingga sanggup mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.


II. Tujuan Percobaan
2.1 Untuk mengetahui proses-proses dasar cara pemisahan dan pemurnian satu atau beberapa zat dari campuran
2.2 Untuk mengetahui beberapa sifat dasar materi atau zat melalui sifat fisika maupun kimia melalui beberapa reaksi kimia


III. Dasar Teori
          Suatu materi yang tersusun atas dua atau lebih zat dengan komposisi tidak tetap dan masih mempunyai sifat-sifat zat aslinya dinamakan campuran. Dengan kata lain, suatu jenis materi dikatakan adonan kalau materi tersebut mempunyai keragaman dalam komposisi dan sifat-sifat zat asalnya masih tampak. Campiran sanggup dikenal secara eksklusif disebabkan keragaman komponen penyusun adonan demikian halus, sehingga kalau diamati tanpa tunjangan mikroskop sukar dibedakan komponen-komponen penyusunnya(Sunaryo,2010).
          Pemisahan dan pemurnian penisilin G dari asam fenilasetat(PAA) sangat sulit dilakukan lantaran kedua senyawa ini bersifat asam lemah dan kedua molekul senyawa tersebut sanggup berubah dari satu ke lain akhir perubahan pH larutan(Santoso dkk,2006).
          Filtrasi merupakan metode pencucian partikel suatu fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan, yang dimana padatan akan terendapkan. Fluida yang difiltrasi sanggup berupa cairan atau gas fatwa yang lolos dari saringan sanggup berupa cairan dan juga padatan. Filtrasi merupakan alternatif yang dipakai untuk menghilangkan kandungan logam pada oli bekas. Pada penelitian ini dipakai zeolit sebagai media filtrasi(Dahlan dkk,2014).
          Proses pemurnian enzim merupakan tahapan krusial dalam proses produksi enzim. Salah satu teknik pemurnian protein ialah expanded bed adsorpsion(EBA). EBA ialah teknik kromatografi pemisahan dan pemurnian produk biologi eksklusif dari umpan, tanpa melalui proses sentrifugasi, mikrofiltrasi dan tahap penjernihan lainnnya. Mengingat unggun pada kolom sanggup terekspansi, maka luas permukaan kontak adsorben lebih besar sehingga interaksi adsorben dengan molekul sasaran lebih efektif(Hartati,2012).
          Rekristalisasi merupakan teknik klasik dalam pemurnian senyawa organik. Jika suatu adonan senyawa organik terlalu banyak, tidaklah gampang dimurnikan dnegan teknik rekristalisasi. Untuk mengetahui sanggup tidaknya suatu senyawa organik sanggup dimurnikan dengan teknik rekristalisasi, sanggup diuji dengan cara menguapkan pelarutnya. Jika berbentuk zat padat, berarti sanggup direkristalisasi, tetapi apabila residunya berupa cairan maka pemurnian dengan cara rekristalisasi tidak sanggup dilakukan. Untuk itu pemahaman yang luas perihal teknik pemurnian senyawa organik sangat diharapkan seseorang akan bekerja di laboratorium kimia organik(Sitorus,2013).


IV. Hipotesis
4.1 Pada garam, CuSO4, bubuk kapur zat-zat dari adonan ini akan didapatkan suatu zat murni yang tidak tercampur lagi akhir dari proses pemisahan dan pemurnian. Larutan garam yang dipanaskan akan menjadi Kristal garam murni, pada CuSO4 yang dipanaskan terbentuk Kristal berwarna biru, bubuk kapur yang sudah dilarutkan akan terbentuk endapan

4.2 Pada kromatografi lapis titik akan diketahui sifat dasar materi atau zat melalui beberapa reaksi kimia. Pada kertas yang diberi titik tinta berwarna berbeda akan terjadi bencana pemanjangan pada tinta tersebut lantaran terjadi elusi(proses ekstraksi suatu materi dari materi lainnya dengan cara mencuci memakai pelarut). Dan akhir dari percobaan melalui beberapa proses pemisahan dan pemurnian atau reaksi kimia akan didapatkan sifat fisik dan kimia dari zat tersebut


V. Metodologi Percobaan
5.1 Alat dan Bahan
a. Corong beling (1 buah)
b. Gelas beker (3 buah)
c. Cawan arloji (1 buah)
d. Cawan penguapan (1 buah)
e. Pengaduk (1 buah)
f. Timbangan digital (1 buah)
g. Kaki tiga (1 buah)
h. Ballpoint (2 buah)
i. Penggaris (1 buah)
j. Gunting (1 buah)
k. Selotip (1 buah)
l. Bunsen (1 buah)
m. Garam (2 gram)
n. Bubuk kapur (2 gram)
o. CuSO(5 gram)
p. Etanol (5 ml)
q. Akuades (30 ml)


5.2 Gambar Alat
-


VI. Prosedur Kerja
6.1 Penyaringan dan penguapan
a. Garam dapur
Garam dapur ditimbang sampai mencapai massa sebesar 2 gram kemudian 2 gram garam dilarutkan pada akuades, garam disaring dalam corong, garam ditaruh dicawan penguapan, kemudian air dimasukkan dengan memakai pipet bertahap sampai garam larut. Hasil larutan dipanaskan sampai terbentuk kristal putih. Setelah kristal terbentuk, kristal garam ditimbang kemudian dibandingkan dengan garam sebelum rekristalisasi

b. Bubuk kapur
Bubuk kapur sebesar 2 gram dimasukkan ke dalam gelas beker yang sudah terisi akuades sebanyak 25 ml, duduk sampai tercampur kemudian diamkan sampai terbentuk endapan putih. Lalu dipisahkan endapan dengan larutan kapur dengan dekantasi, kemudian diamati kapur yang sudah terpisah

c. Tembaga II sulfat(CuSO4)
Tembaga II sulfat sebanyak 5 gram dilarutkan didalam akuades sebanyak 25 ml. Lalu adonan diaduk sampai semua tercampur. Campuran dipanaskan sampai menjadi 10 ml. Campuran didiamkan sampai terbentuk kristal berwarna biru, tiriskan air yang masih tersisa dengan cara dekantasi

6.2 Kromatografi Lapis Tipis(KLT)
Air 5 ml dengan etanol 5 ml dicampurkan didalam gelas beker, kemudian diaduk sampai tercampur. Kertas saring digunting dengan ukuran 3x15 cm. Bagian atas kertas dilipat dengan ballpoint warna hitam kemudian rekatkan dengan selotip. Pada kepingan bawah diberi jarak 3 cm kemudian diberi garis, kemudian beri jarak antara garis dan digambar garis lagi. Beri titik dengan warna biru dan merah dengan ballpoint pada garis bawah. Dimasukkan kertas hinggga tersentuh air. Dibiarkan sampai salah satu titik mengenai garis paling atas kemudian diangkat dan dibandingkan


VII. Data dan Analisa
7.1 Data Percobaan


7.2 Analisa Data
          Prinsip pada percobaan ini memakai beberapa teknik . Teknik yang pertama ialah teknik penyarngan yaitu pada garam dan CuSO4. Kemudian memakai teknik pengendapan(dekantasi) pada bubuk kapur, dan teknik kromatografi lapis tipis dengan cara mencampur larutan etanol da akuades dengan perbandingan 1 : 1.
          Percobaan pertama yaitu penyaringan garam dapur. Sebanyak 2 gram garam dapur dilarutkan dengan air sedikit mungkin sesudah semua garam terlarut. Kemudian larutan garam dipanaskan sampai air pada larutan garam hilang dan terbentuk lapisan kristal yang melekat pada cawan uap. Terdapat sebanyak 2 gram garam sebelum dilakukan rekristalisasi, sesudah dilakukan rekristalisasi terdapat kristal garam seberat 5.38 gram. Seharusnya massa sesudah direkristalisasi menjadi berkurang lantaran terdapat kotoran pada garam dapur dan juga ketika penguapan terdapat larutan garam dapur yang menguap, tetapi pada data percobaan ini didapatkan penambahan massa. Hal ini mungkin terjadi lantaran kesalahan dalam penimbangan atau ketika pemanasan garam dapur. Gara mempunyai kotoran pada serbuk garam, sehingga warna garam pada ketika sebelum direkristalisasi ialah putih keruh sedangkan sesudah rekristalisasi di sanggup warna putih, ini membuktikan kemurnian dari garam yang sudah direkristalisasi.
          Percobaan selanjutnya ialah tembaga II sulfat(CuSO4) yang dilakukan penyaringan menyerupai pada percobaan larutan garam. Sebanyak 5 gram CuSO4 digunakan dan dilarutkan dalam akuades sebanyak 25 ml. Kemudian larutan dipanaskan diatas pemanas sampai larutan menjadi berkurang menjadi 10 ml. Setelah itu didiamkan supaya terbentuk kristal kemudian ditiriskan atau dekantasi air yang terhidrasi sehingga terjadi perubahan warna. Seharusnya massa sesudah direkristalisasi menjadi berkurang tetapi pada data percobaan ini didapatkan penambahan massa. Hal ini mungkin terjadi lantaran kesalahan dalam penimbangan atau ketika pemanasan.
          Pada bubuk kapur dilakukan dekantasi(pengendapan). Sebelum dekantasi kapur berwarna putih keruh dan sesudah didekantasi kapur menjadi berwarna putih, ini terjadi lantaran kotoran pada bubuk kapur terbawa oleh larutan air, sehingga warna pada air sisa dekantasi menjadi keruh. Kapur sebanyak 2 gram yang dilarutkan dalam 25 ml akuades menjadi lebih halus dan putih.

          Pada kromatografi lapis tipis(KLT) titik yang dibentuk pada garis bawah kertas akan naik, pada ballpoint berwarna biru mempunyai kenaikan panjang yang sangat berbeda dengan ballpoint berwarna merah. Perbedaan ini terjadi lantaran setiap ballpoint mempunyai kepolaran yang berbeda. Kertas yang dicelupkan ke dalam 5 ml akuades dan 5 ml etanol atau dengan perbandingan 1 : 1 juga akan didapat perubahan warna menjadi merah keputihan. Ini menawarkan kertas saring sanggup dipakai untuk memisahkan zat dan campurannya.
          Hipotesa pada percobaan ini sepenuhnya benar semua meskipun pada hasil percobaan terjadi kesalahan-kesalahan acak. Hipotesa pertama terbukti benar lantaran didapatkan suatu zat murni yang tidak tercampur lagi akhir dari proses pemisahan dan pemurnian. Hipotesa kedua terbukti benar lantaran pada percobaan kromatografi lapis tipis terdapat pemanjangan pada titik tinta lantaran terjadi elusi dan kita juga sanggup mengetahui beberapa sifat fisik dan kimia dari zat-zat yang terpisah dari campurannya tersebut akhir dari beberapa proses pemisahan, pemurnian, dan rekasi kimia.


VIII. Kesimpulan
8.1 Percobaan pemisahan dan pemurnian satu atau beberapa zat dari adonan kali ini didapatkan empat teknik proses dasar pemisahan dan pemurnian yaitu dengan memakai metode penyaringan(proses pemisahan zat padat dan cair melalui media kertas berpori), penguapan(melalui proses pemanasan), dekantasi(proses pemisahan zat padat dari zat cair yang saling tidak larut), dan kromatografi lapis tipis(proses pemisahan menurut sifat adsorpsi dari partisi zat terhadap sistem zat lain. Pada garam massa sesudah direkristalisasi menjadi lebih banyak dan berwarna lebih putih. Pada (CuSO4) didapat kristal berwarna biru renta dengan massanya juga bertambah kemudian pada dekantasi larutan warna kapur menjadi lebih putih dan pada kromatografi lapis tipis, keryas yang terkena larutan akuades dan etanol menciptakan warnanya menjadi menjauh(terjadi pemanjangan).

8.2 Dari percobaan ini sanggup diketahui sifat fisik dan kimia suatu zat, diantaranya : 
8.2.1 Sifat garam dapur ;
a. Fisik : rapuh, asin, gampang larut dalam air, berwarna putih
b. Kimia : merupakan elektrolit kuat, ikatan ionik kuat

8.2.2 Sifat kapur ;
a. Fisik : berwarna putih, gampang larut dalam air
b. Kimia : gampang terbakar, bereaksi dengan CaCo3

8.2.3 Sifat etanol ;
a. Fisik : sulit menguap, berwarna biru muda
b. Kimia : halogenasi, dehidrasi, oksidasi


IX. Daftar Pustaka
Dahlan, M ; Setiawan. S ; dan Rosyada. A.2014. Pemisahan Oli bekas dengan memakai kolom filtrasi dan membran keramik berbahan baku zeolit dan lempung. Teknik Kimia 20(1) : 39.
Hartati, Indah.2012. Pemurnian Enzim Selulase dari Rumen Sapi Menggunakan Teknologi Expanded Bed Adsorption. Techno 13(1) : 43.
Santoso, I ; Buchari. M ; dan Amran. A. 2006. Ekstraksi dan pemisahan penisilin G dari fenilasetat dengan teknik membran cair emulsi. Matematika dan Sains 12(3) : 34.
Sitorus, Masbain.2013. Teknik laboratorium kimia organik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sunaryo, Yayan.2010. Kimia Dasar 1. Banung : CV Yrama Widya.


X. Bagian Pengesahan



XI. Lampiran



Belum ada Komentar untuk "Laporan Praktikum Pemisahan Dan Pemurnian"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel